Dalam kurun waktu berapa tahun belakangan ini. Jagat hiburan serta sepak bola tanah air ramai degan berita artis beli klub bola. Entah itu karena potensi bisnis industri sepak bola yang semakin diakui atau hanya sekadar teman atau yang mudah dilupakan.
Meski begitu, menurut beberapa pakar, fenomena artis atau pengusaha kaya yang membeli klub sepak bola lokal merupakan hal yang bagus. Hal ini juga bukan barang baru. Jika dilihat di negara-negara Eropa, kebanyakan klub-klub besar di sana memang dimiliki oleh para miliuner.
Deretan klub yang dibeli oleh artis
Kebanyakan klub yang dibeli oleh artis-artis tersebut memang masih termasuk klub kecil yang bermain di Liga 2 atau Liga 3. Oleh sebab itu, lebih mudah untuk diakuisisi karena klub membutuhkan dana segar dalam jumlah banyak.
Lalu, klub mana saja yang saat ini sudah jatuh diakuisisi oleh para artis tersebut?
1. Cilegon United
Nama Cilegon United sebelumnya belum pernah terdengar. Namun, klub yang bermain di Liga 2 ini tiba-tiba menjadi perbincangan setelah dibeli oleh artis, pebisnis sekaligus Youtuber populer Raffi Ahmad.
Meski dikenal sebagai pemilik klub sepak bola tersebut tapi sebenarnya Cilegon FC tidak murni dimiliki oleh Raffi. Sebab, Raffi Ahmad juga turut mengundang Dony Oskaria yang menjabat sebagai Wakil direktur Utama Garuda Indonesia serta pengusaha muda Rudy Salim.
Setelah diakuisisi, nama Cilegon United kemudian diubah menjadi Rans Cilegon FC. Meski sudah mendapatkan dana yang cukup namun klub baru ini ingin menata diri lebih dahulu sebelum benar-benar bersiap menghadapi pertandingan.
Dengan dana yang diperkirakan cukup besar serta jajaran orang berpengaruh di kalangan petinggi klub maka bukan tidak mungkin jika di msa depan klub ini menjadi salh satu ynag paling diperhitungkan dalam kompetisi nasional.
2. Persis Solo
Klub yang berkompetisi di Liga 2 ini diketahui turut dimiliki oleh anak ketiga Presiden Jokowi yaitu Kaesang Pangarep. Tidak tanggung-tanggung, selain memiliki saham klub tersebut Kaesang juga turut mengundang menteri BUMN Erick Thohir yang dulu sempat menjadi bos Inter Milan.
Untuk persentase kepemilikan saham sendiri Kaesang diketahui memiliki 40% saham klub, sementara Erick Thohir membeli 20% saham, 30% dimiliki oleh Kevin Nugroho serta sisanya dimiliki oleh pendiri serta internal klub.
Berbeda dengan RANS cilegon FC yang memilih untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu, Kaesang yang menjadi Dirut PT Persis Solo Saestu ini bersikeras ingin agar Persis Solo berkompetisi di Liga 1.
3. AHHA PS Pati FC
Sesuai inisial namanya, klub asal Pati ini kini dimiliki oleh pengusaha sekaligus Youtuber terkenal Atta Halilintar. Meski sudah diperkenalkan ke publik namun belum ada kejelasan tentang asal usul klub sepak bola tersebut.
Meski begitu, tidak bisa dipungkiri jika popularitas Atta Halilintar banyak membantu klub tersebut untuk bisa dikenal publik. Dengan begitu pihak klub akan semakin mudah melakukan promosi dan kegiatan lainnya.
4. Persikota Tangerang
Menurut kabar yang beredar klub Persikota Tangerang kini sudah diakuisisi oleh artis papan atas Gading Marten. Menurut pernyataan resmi dari Persikota Tangerang, belum diketahui secara pasti berapa persentase kepemilikan saham Gading Marten.
Jika klub-klub sepak bola sebelumnya adalh klub yang bermain di Liga 2, Persikota merupakan klub yang bermain di Liga 3. Oleh sebab itu, masih butuh waktu, tenaga, dan juga sumber daya untuk menjadikan salah satu klub sepak bola papan atas di tanah air.
Bagaimana tanggapan menpora dengan fenomena artis beli klub bola?
Meski banyak masyarakat yang meragukan kemampuan artis-artis dan pengusaha yang membeli klub sepak bola hal berbeda justru dikatakan oleh Menpora Zainudin Amali. Menurut penuturannya, kepemilikan klub sepak bola atau fenomena artis beli klub bola sebenarnya cukup positif.
Hal ini dikarenakan klub-klub yang dibeli atau diakuisisi kebanyakan adalah klub yang berkompetisi di Liga bawah sehingga jelas masih sangat membutuhkan dana dan promosi. Dengan sumber daya yang dimiliki oleh para pesohor tersebut maka hal ini bisa sangat membantu klub.
Selain bisa mendapatkan dana segar untuk keperluan tim, klub juga aakn terlatih untuk mengembangkan potensinya sehinga tidak selalu bergantng pada bantuan dan sponsorship. Sebab, klub-klub di Liga 2 atau Liga 3 belum memiliki posisi tawar yang baik.
Meski begitu, disisi lain kepercayaan publik akan iklim dan industri sepak bola tanah air akan semakin meningkat. Tidak bisa dipungkiri jika dana dan promosi akan sangat membantu tim-tim yang masih kecil agar bisa bertanding dan naik kelas ke kasta kompetisi Liga 1.
Semoga saja fenomena artis dan pengusaha yang beli klub bola bukan hanya sekadar iseng serta benar-benar mampu mengelolanya. Sebab, seperti yang dikatakan seberapa ahli jika industri dan bisnis sepak bola tanah air ini meski cukup menguntungkan namun sedikit unik dan penuh tantangan.