Pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya melaksanakan vaksinasi Covid 19 untuk seluruh masyarakat. Sejauh ini efek samping vaksin Covid 19 yang dilaporkan masyarakat masih dalam kategori ringan hingga sedang sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
Sejauh ini, pemerintah menggunakan 4 jenis vaksin berbeda untuk Covid 19. Ketiganya antara lain CoronaVac atau Sinovac, Moderna, Pfizer, dan AstraZeneca. Ketiga vaksin ini memberikan reaksi yang berbeda-beda.
Perbedaan Efek Samping Vaksin Covid 19
Sebelum melakukan vaksinasi, sebaiknya pahami terlebih dahulu perbedaan antara 3 jenis vaksin Covid 19 yang dipakai di Indonesia. Pahami juga efek samping yang mungkin terjadi setelah penyuntikan vaksin dan cara untuk mengatasinya.
1. CoronaVac (Sinovac)
Jenis vaksin pertama adalah Sinovac yang paling banyak dipakai di Indonesia. Vaksin ini memiliki nama CoroVac yang diproduksi oleh perusahaan Cina bernama Sinovac. Oleh karena itu, masyarakat lebih sering menyebutnya dengan Sinovac.
Vaksin yang satu ini dibuat dari virus SARS-CoV-2 (Corona) yang sudah dimatikan. Berdasarkan uji klinis, Sinovac memiliki efikasi sebesar 65,3% di Indonesia. Sementara di Turki, efikasinya mencapai 91,25%.
Orang yang sudah disuntik vaksin Sinovac akan memiliki antibodi untuk melawan Covid 19 dan menurunkan level gejalanya sebesar 65%.
Berdasarkan laporan yang diterima Komnas Kejadian Ikutan Pacsa Imunisasi atau KIPI, Sinovac menimbulkan beberapa efek samping berikut ini.
- Nyeri di bagian bekas suntikan vaksin.
- Iritasi.
- Kemerahan di lengan sekitar titik penyuntikan.
- Pembengkakan di area penyuntikan.
- Nyeri otot.
- Mudah merasa lelah atau mengantuk.
- Demam.
2. AstraZeneca
Setelah Sinovac, vaksin AstraZeneca juga sudah didistribusikan dan disuntikkan kepada sebagian masyarakat. Nama asli vaksin ini adalah AZD1222 yang diproduksi di Inggris. Berbeda dengan Sinovac, vaksin AZ ini dibuat dari viral vector atau virus yang dihasilkan dari rekayasa genetika.
Efikasi vaksin AstraZeneca sedikit lebih tinggi dibandingkan Sinovac, yaitu mencapai 75%. Selain efikasinya lebih tinggi, AstraZeneca juga menimbulkan efek samping yang levelnya lebih tinggi dibanding Sinovac.
Berikut ini beberapa efek yang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat setelah penyuntikan vaksin AstraZeneca.
- Tempat bekas suntikan mengalami memar dan sedikit bengkak
- Gatal di area sekitar suntikan
- Nyeri di lengan atas
- Muncul ruam atau gatal di bagian tubuh selain kanan atas yang disuntik
- Produksi keringat meningkat dibanding biasanya
- Sakit perut
- Berkurangnya nafsu makan
- Pusing
- Nyeri di persendian
- Sakit kepala
- Deman dan menggigil
- Mudah lelah
Hampir semua gejala yang ditunjukkan pasca vaksin Sinovac juga dialami oleh orang yang suntik vaksin AstraZeneca. Namun efek samping vaksin Covid 19 asal Inggris ini sedikit lebih berat levelnya.
3. Pfizer
Vaksin BNT162b2 atau yang lebih dikenal dengan Pfizer adalah vaksin Covid 19 yang diproduksi di Amerika Serikat. Berbeda dengan vaksin-vaksin sebelumnya, Pfizer dibuat menggunakan bahan dasar berupa messenger RNA atau mRNA.
Vaksin ini memasukkan messenger RNA ke dalam tubuh manusia dengan tujuan untuk memicu produksi protein yang bentuknya sama seperti virus Corona. Kemudian sel-sel di tubuh manusia akan melakukan perlawanan pada virus yang memiliki protein tersebut.
Tingkat efikasi Pfizer sangat tinggi, bahkan paling tinggi di antara semua jenis vaksin yang sudah tersebar di seluruh dunia. Pfizer mengantongi angka efikasi sebesar 95%. Ada pun efek samping yang dirasakan pasca menjalani vaksinasi menggunakan Pfizer, antara lain:
- Kemerahan di area sekitar suntikan.
- Pembengkakan di area lengan.
- Bagian yang disuntik terasa sakit, terutama saat dipegang.
- Sakit kepala
- Demam
- Mudah lelah.
Efek samping vaksin Covid 19 jenis Pfizer ini tidak begitu banyak. Jadi, penerima vaksin jenis ini dapat bernapas lega.
4. Moderna
Vaksin Moderna memiliki beberapa kesamaan dengan Pfizer. Persamaan yang pertama, keduanya sama-sama berasal dari Amerika Serikat. Bahan dasar atau bahan baku yang dipakai juga sama, yaitu messenger RNA.
Karena bahan dasarnya sama, kurang lebih vaksin Moderna memiliki cara kerja yang sama dengan Pfizer. Namun berdasarkan pengujian pada uji klinis fase ketiga, Moderna memiliki efikasi yang lebih rendah dibandingkan Pfizer karena hanya mencapai 94,1%.
Beberapa gejala yang timbul setelah vaksin menggunakan Moderna juga tidak jauh berbeda, yaitu:
- Nyeri atau sakit di bagian yang disuntik.
- Lengan atas akan lebih dari sebelumnya.
- Mudah lelah
- Demam
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Menggigil
- Nyeri sendi
Efek samping vaksinasi di atas akan hilang dengan sendirinya setelah 2 hari. Apabila sudah lebih dari tiga hari dan efek samping tidak kunjung membaik. Sebaiknya segera periksakan diri ke dokter atau klinik terdekat untuk mendapatkan penanganan.
Jenis Vaksin Lain yang Akan Dipakai Indonesia
Selain empat jenis vaksin yang sudah dijelaskan tadi, Kementerian Kesehatan juga berencana untuk menambah vaksin jenis lain di Indonesia antara lain Sinopharm, Novavax, dan Biofarma. Berikut rincian keempat vaksinnya.
1. Sinopharm
Vaksin Sinopharm diproduksi di Cina menggunakan bahan baku berupa virus yang sudah dimatikan. Bahan ini sama persis seperti yang dipakai untuk pembuatan vaksin CoronaVac atau Sinovac. Jadi, cara kerja kedua vaksin ini juga sama.
Virus yang sudah dimatikan tadi disuntikkan ke tubuh manusia untuk menghasilkan antibodi yang mampu melawan virus tersebut. Dengan begitu, kekebalan tubuh akan terbentuk.
Berdasarkan uji klinis fase ketiga, Sinopharm menghasilkan efikasi sebesar 79,34%. Uji klinis tersebut dilaksanakan di Uni Emirat Arab.
Efek samping yang dirasakan oleh orang yang disuntik menggunakan vaksin Sinopharm masih tergolong ringan. Bahkan tidak ada laporan terjadinya efek samping yang serius setelah penyuntikan. Oleh karena itu, Sinopharm telah mendapatkan izin pemakaian darurat di Arab dan Cina.
2. Novavax
Selanjutnya ada vaksin asal Amerika Serikat yang dibuat menggunakan protein subunit. Nama vaksinnya adalah NVX-Cov2372 atau lebih dikenal dengan nama Novavax. Berdasarkan uji klinis yang sudah dilakukan sampai tahap ketiga, vaksin ini memiliki efikasi sekitar 85 hingga 89%.
Bahan berupa protein subunit yang dipakai untuk pembuatan Novavax diciptakan khusus meniru protein yang ada pada virus Corona. Saat protein tersebut dimasukkan ke dalam tubuh, antibodi akan bereaksi untuk melawan virus Corona serta mencegah terjadinya infeksi.
Efek samping yang terjadi juga sama seperti vaksin-vaksin lainnya, tidak begitu parah dan cenderung ringan. Gejala yang ditimbulkan juga akan hilang dalam beberapa hari.
3. Biofarma
Di urutan yang terakhir ada vaksin produksi Biofarma yang diberi nama Vaksin Merah Putih. PT Biofarma menjalin kera sama dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman untuk mengembangkan vaksin tersebut.
Sejauh ini, Vaksin Merah Putih masih dalam tahap pengembangan dan baru diuji secara klinis mulai Juni 2021. Jadi, untuk saat ini masih belum diketahui efikasi serta efek samping vaksin Covid 19 yang satu ini.
Untuk mencegah agar tidak mengalami efek samping vaksin Covid 19 yang parah, sebaiknya perbanyak istirahat sebelum dan setelah vaksin. Minum air putih yang cukup juga untuk mencegah dehidrasi yang akan memperparah efek setelah vaksin.