1 Desember 2020 diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Di tengah pandemi COVID-19, badan organisasi kesehatan dunia meminta agar layanan HIV tetap dijalankan. Sementara itu, pita merah memiliki arti sebagai simbol kesadaran masyarakat mengenai AIDS yang diakui secara internasional. WHO meminta agar negara menggalangkan solidaritas untuk layanan kesehatan HIV.
Di Indonesia sendiri, jumlah ODHA mengalami penurunan namun sebanyak 0.3 persen ibu hamil dinyatakan positif terhadap penyakit ini. Organisasi kesehatan dunia juga meminta agar pemerintah memastikan jika layanan akan penyakit menular ini tetap tersedia bagi berbagai kalangan. Dari mulai anak, remaja hingga orang dengan risiko tinggi.
Dalam situs resminya, WHO mengeluarkan pernyataan jika sangat penting untuk melindungi masyarakat dari penyakit di tengah pandemi COVID-19. WHO juga meminta agar pasien tetap mendapat pengobatan. Mereka menyebutkan selama pandemi tetap dilakukan penelitian mengenai risiko dari penderita HIV terhadap COVID-19. Penyelidikan peningkatan risiko masih terus dilakukan.
Beberapa penelitian awal menunjukkan jika orang dengan HIV memiliki risiko cukup tinggi. Akses terhadap obat antiretroviral juga dibutuhkan terutama dengan keberadaan risiko yang lebih tinggi. Pengobatan terhadap penyakit penyerta lain juga dibutuhkan seperti obstruktif, tuberkulosis serta diabetes. Di tengah pandemi sempat terjadi penurunan layanan kesehatan.
Penurunan Layanan Sejak Pandemi
WHO melaporkan terjadinya penurunan layanan sejak pandemi, Bahkan sejumlah negara melaporkan penurunan layanan hingga 75 persen sejak bulan Juni. Berdasarkan hasil survei, hanya 9 dari 152 yang masih melaporkan terjadinya gangguan. Sementara beberapa negara melaporkan mengenai kekurangan pasokan ARV. Hingga saat ini hanya sekitar 12 negara membuat laporan.
Dibutuhkan inovasi dan ketahanan oleh para komunitas sebagai bagian dari peringatan hari AIDS sedunia. Menurut direktur WHO untuk HIV, fokus memerangi pandemi sangat dibutuhkan serta tidak boleh melepaskan kewaspadaan dari penyakit menular satu ini. Organisasi kesehatan dunia tersebut berharap, pendekatan inovatif dapat berjalan dengan baik.
Pendekatan inovatif tersebut dapat diterapkan selama COVID-19 sebagai bentuk dari layanan. Hal tersebut dilakukan agar AIDS tidak lagi menjadi ancaman masyarakat dapat segera terwujud. Bersamaan dengan hari peringatannya, AIDS menjadi trending topik di media sosial. Peringatan ini dilakukan oleh banyak orang di seluruh dunia.
Hari peringatan ini bertujuan untuk menambahkan kesadaran terhadap warga mengenai wabah yang juga disebabkan oleh penyebaran HIV. Di media sosial sendiri, banyak orang membagi kisah mereka mengenai AIDS. Baik cerita mengenai pengalaman pribadi menghadapi virus maupun fenomena di lingkungan sekitar. Selain itu, banyak juga yang berbagai pengetahuan.
Hari AIDS menjadi momen bagi orang di seluruh dunia memerangi HIV secara bersama-sama. Cara memerangi penyakit ini yaitu dengan memberikan dukungan terhadap penderita. Selain itu, beberapa cara lain juga dapat dilakukan. Human Immunodeficiency Virus merupakan semacam penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
Penggunaan Pita Merah
Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dengan membuat seseorang jadi lebih rentan terhadap penyakit. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dan cairan tubuh seseorang. Melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi virus dapat menjadi cara persebaran. Pencetusan hari peringatan ini sendiri dilakukan dengan pemakaian pita merah.
Keberadaan pita merah sendiri menjadi semacam simbol kesadaran mengenai bahaya penyakit ini. Penggunaan pita merah diakui secara internasional sejak tahun 1991. Pita tersebut menunjukkan simpati terhadap orang-orang yang menderita penyakit ini serta pemberian perawatan. Sementara pemilihan warna merah karena berhubungan dengan gairah dan gagasan cinta.
Di Indonesia, peringatan dilakukan dengan melakukan tes AIDS secara gratis oleh warga Kepulauan Riau. Dinas kesehatan kepulauan Riau dan Batam memberikan layanan tes secara gratis. Tes tersebut diikuti oleh masyarakat kepulauan Riau yang terletak Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Batam. Kegiatan ini dibuka oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia secara virtual.
Warga cukup antusias untuk melaksanakan tes tersebut. Dilakukannya tes oleh sebagian warga untuk memastikan kesehatan dan tidak terserang penyakit imunitas tersebut. Warga tertarik mengikuti tes yang dilakukan secara gratis demi memastikan kesehatan. Berdasarkan pantauan, perwakilan komisi penanggulangan AIDS, dokter, dinas kesehatan Kepulauan Riau dan masyarakat datang ke rumah sakit.
Warga yang ingin melakukan tes terlebih dahulu harus duduk pada bangku yang telah disiapkan sembari menunggu nomor antrean. Hingga saat ini, warga yang melakukan tes mendapatkan hasil jika semuanya negatif. Kegiatan ini rencananya akan terus berlangsung, untuk melayani warga tanpa dipungut biaya apapun.
Gejala Penyakit
AIDS sudah ada sejak beberapa dekade dengan penyebab virus. Penyakit ini menjadi semacam momok tersendiri karena belum ditemukan obatnya. Sementara keberadaan obat selama ini hanya bertujuan untuk memperlambat berkembangnya virus bukan untuk menyembuhkan. Itu sebabnya berbagai program pencegahan yang dicanangkan sanga dibutuhkan.
Salah satu bentuk pencegahan dapat dilakukan yaitu dengan banyak memberi edukasi pada orang mengenai dampak bahaya dari penyakit ini. Hal tersebut lantaran pencegahan terbilang jauh lebih penting dalam kurun waktu tertentu. Pada waktu satu hingga dua bulan, virus sudah dapat memasuki tubuh dan menyerang imunitas.
Awal penyakit, 40 hingga 90 persen penderita mengalami gejala flu. Gejala tersebut dikenal dengan sindrom retroviral akut atau ARS. Namun pada beberapa kasus, gejala tidak muncul hingga beberapa tahun setelah mengalami infeksi. Direktur HIV/AID, Michael Horberg menyatakan jika pada tahap awal infeksi paling umum yaitu tidak adanya gejala.
Beberapa orang bahkan tidak mengetahui jika mereka terinfeksi virus mematikan tersebut. Itu sebabnya, pengujian terhadap virus perlu untuk dilakukan. Terutama pada orang yang sering melakukan berbagai aktivitas seksual tidak aman atau penggunaan obat intravena. Pada tubuh sendiri terdapat berbagai ciri tertentu.
Beberapa Tanda Keberadaan Penyakit
HIV memiliki tanda secara jelas seperti perubahan kuku. Kuku cenderung mengalami penebalan dan lebih melengkung. Perubahan warna juga terjadi menjadi hitam dengan garis secara vertikal maupun horizontal. Perubahan warna kuku tersebut disebabkan oleh infeksi jamur. Penderita dengan imunitas yang menurun lebih rentan terinfeksi jamur.
Selain di kuku, infeksi jamur juga terjadi pada mulut. Infeksi cenderung muncul pada kerongkongan dan mulut sehingga menyebabkan penderitanya kesulitan sewaktu menelan. Kebingungan serta sulit berkonsentrasi juga menjadi tanda lain. Kognitif menjadi semacam masalah, karena dapat menyebabkan demensia. Tanda tersebut biasanya ditemukan secara belakangan.
Penderita cenderung mengalami masalah memori dan perilaku seperti mudah marah serta tersinggung. Perubahan motorik juga bisa terjadi seperti menjadi lebih ceroboh, gangguan keterampilan dan kurang koordinasi. Munculnya herpes mulut serta genital bisa jadi tanda dari ARS. Tanda ini muncul sebagai bagian dari infeksi HIV stadium akhir.
Orang dengan HIV memiliki gejala herpes jauh lebih parah karena sistem kekebalan tubuh. Tanda lain seperti neuropati perifer, biasa terjadi pada penderita diabetes juga dapat ditemui. Virus dapat menyebabkan kesemutan hingga mati rasa pada area tangan serta kaki penderitanya.
Beberapa gejala dan tanda pada penyakit HIV umumnya hanya bisa diobati menggunakan beberapa obat. Pengobatan itu sendiri dilakukan sebagai penghilang rasa sakit. Bertepatan dengan hari peringatan AIDS sedunia, kebutuhan nutrisi sangat diperlukan demi mencegah penyakit satu ini.