4 Pola Formasi yang Sering Digunakan di Liga Sepak Bola Eropa

4 Pola Formasi yang Sering Digunakan di Liga Sepak Bola Eropa

 

Pola formasi dalam sepak bola lazimnya merupakan hal yang harus diketahui oleh siapapun yang hendak bermain sepak bola. Bagi mereka yang ingin menjadi pesepak bola profesional memahami hal ini sedari awal sangatlah penting karena ini menjadi gambaran umum strategi pertandingan.

Sifat sepak bola sebagai sebuah permainan tim tidak menempatkan kualitas skill dan kemampuan dari individu sebagai kekuatan utama dalam mencapai sebuah kemenangan. Justru pada formasi tim-lah sebuah kerjasama nan solid dibentuk dan diterapkan pada sebuah tim.

Pola Formasi Sepak Bola yang Populer

Definisi umum pola formasi dalam sepak bola sendiri adalah upaya pembagian dan penempatan posisi para pemain. Tidak hanya sekedar posisi, tetapi melekat juga di dalamnya fungsi, peran, dan tugas pemain dalam menjalankan sebuah pertandingan.

Berikut adalah beberapa formasi yang umum digunakan, khususnya oleh berbagai klub di liga sepak bola Eropa:

1. 4-3-3

Pada klub-klub liga sepak bola Eropa di era modern seperti sekarang, pola formasi 4-3-3 terbilang cukup populer diterapkan. Membangun keseimbangan antara bertahan dan menyerang serta fleksibilitas yang tinggi terhadap jalannya permainan adalah alasan utama formasi ini digunakan.

Formasi ini menerapkan 4 bek dengan komposisi 2 bek tengah dan 2 full back kanan dan kiri. Pada lini tengah ditempatkan 3 pemain, dimana 1 pemain difungsikan sebagai pivot dengan posisi lebih ke dalam dan 2 pemain tengah yang berposisi sedikit maju ke bagian depan.

Adapun di bagian penyerang akan ditempati oleh 3 pemain dengan komposisi 2 penyerang di sayap dan 1 pemain berposisi penyerang tengah. Letak kekuatan dari formasi ini ada pada penyerang sayap dan pemain tengah yang harus piawai dalam bertahan.

Agar lebih memahaminya, berikut beberapa kelebihan dan kelemahan terkait formasi ini:

  • Kelebihannya adalah memiliki fleksibilitas tinggi, mudah mengontrol dan menguasai lini tengah, dapat melakukan serangan dengan jumlah pemain banyak yakni 6 hingga 7 pemain.
  • Kelemahannya adalah lini pertahanan rentan dengan serangan balik, menguras fisik dan stamina, serta dibutuhkan skill dan kehandalan para pemain dalam menerapkan formasi ini.

2. 3-4-3

Pressing ketat dan daya serang tinggi merupakan karakteristik dari pola formasi 3-4-3 ini. Selain itu, formasi ini pun cukup ideal untuk menerapkan serangan balik yang berbahaya. Formasi ini menerapkan 3 bek, 4 orang pemain tengah, dan 3 penyerang.

Peran sentral dimainkan oleh kedua bek sayapnya yang aktif dalam bertahan maupun menyerang. Selain itu, seorang playmaker yang handal akan diterapkan.

Formasi ini mampu bertransformasi menjadi pola 5-4-1 tatkala bertahan total dengan 2 bek sayap yang turun sejajar dengan 3 bek tengah, dan 2 penyerang sayap yang turun ke sisi sayap lini tengah membantu pertahanan.

Dalam menyerang total, formasi ini mampu bertransformasi secara maksimal menjadi 3-2-5 sehingga mampu memainkan serangan yang variatif. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam formasi ini terkait kelebihan dan kelemahannya antara lain:

  • Kelebihannya, formasi ini lebih fokus pada menyerang sehingga berpeluang menciptakan banyak gol. Sedangkan dalam bertahan, formasi ini sulit ditembus bila mampu melakukan koordinasi dan komunikasi dalam transisi menyerang ke bertahan.
  • Kelemahannya, komunikasi antar pemain harus lancar dan menuntut pergerakan yang kreatif serta dinamis. Namun, bila hal ini tak terpenuhi maka alih-alih meraup banyak gol justru akan sebaliknya.

3. 4-2-3-1

 

Formasi 4-2-3-1 ini acapkali dianggap menjadi turunan dari formasi 4-3-3 dengan menitikberatkan pada lini tengah sebagai dimensi permainannya. Penggunaan 2 gelandang bertahan bertujuan untuk terjaminnya stabilitas dari permainan yang diterapkan oleh sebuah tim.

Pola formasi ini mulai populer digunakan klub-klub liga sepak bola Eropa pada awal era 2000an oleh Marcelo Lippi dan semakin terkenal lagi tatkala Italia menjadi juara Piala Dunia tahun 2006.

Meski sekarang begitu populer dan diterapkan oleh banyak klub, formasi ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan, meliputi:

  • Kelebihannya berupa pertahanan yang sulit ditembus karena 2 gelandang bertahan yang membantu 4 bek, dan dinilai dinamis saat melakukan rotasi serta variasi dalam permainan.
  • Kelemahannya, formasi ini rentan membuat pemain cepat lelah serta miskomunikasi karena menuntut dinamika permainan yang variatif. Selain itu, formasi ini terlihat membosankan karena secara statistik raupan jumlah gol yang diperoleh cukup minim.

4. 4-4-2

Pola 4-4-2 barangkali merupakan formasi yang paling sering digunakan tidak hanya klub-klub liga sepak bola Eropa, namun di berbagai belahan dunia lainnya. Formasi ini menerapkan 4 pemain dalam bertahan, 4 di lini tengah dan 2 penyerang.

Menariknya, walaupun beberapa pemain memiliki kesamaan dalam pos-nya, namun peran dan tugasnya dalam permainan terbilang sangat beragam.

Semisal 2 full back yang dahulu pasif dalam menyerang dan berfokus pada pertahanan, di era modern ini mereka dituntut harus mampu menunjang serangan. Begitu juga dengan pos-pos lain yang beragam dalam perkembangannya.

Ada beberapa kelebihan dan kelemahan formasi ini, yakni:

  • Kelebihannya berupa kestabilan yang tinggi terkait jumlah pemain yang ideal di setiap lini, pertahanan yang solid, aliran bola yang variatif, serta mudah dalam melakukan transisi menyerang ke bertahan dan sebaliknya.
  • Kelemahannya adalah sulit dalam menguasai dan mengendalikan lini tengah karena jarak pemain tengah dan depan cukup lebar, menguras fisik dan stamina, dan formasi ini terbilang mudah diantisipasi oleh formasi-formasi lain.

Pola formasi menjadi suatu strategi fundamental sebuah tim dalam permainan sepak bola. Meski seiring perkembangan zaman formasi dalam sepak bola mengalami berbagai perkembangan dan perubahan, namun penerapan beberapa formasi yang terkenal jitu perlu dipahami dan dipelajari.