Seiring dengan semakin memanasnya kegiatan demonstrasi atau kini lebih tepat disebut kekacauan, pada hari minggu kemarin muncul sebuah tweet tentang rencana pengepungan gedung putih. Tweet tersebut disinyalir merupakan gerakan yang dipelopori oleh organisasi antifa dan juga gerakan BLM yang saat ini sedang gencar melakukan demonstrasi.
Tak berapa lama setelah kicauan tersebut muncul, ribuan orang langsung berhamburan untuk mengikuti acara tersebut khususnya yang memiliki pandangan politik sama dengan organisasi antifa dan BLM. namun tak sedikit pula masyarakat dengan pandangan berbeda menanggapi tweet tersebut sebagai lelucon belaka.
Patut diwaspadai bahwa aksi kerusuhan yang terjadi di beberapa kota amerika serikat hingga kini masih belum berhenti. Aktivitas pengrusakan dan penjarahan terhadap gedung, rumah, hingga tempat usaha masih terus berlangsung. Peningkatan tindak kriminal yang drastis ini tentu saja mulai membuat warga amerika serikat jengah.
Awal Mula Gerakan Demonstrasi
Yang menjadi awal mula gerakan protes terhadap kepolisian amerika serikat ini adalah sebuah insiden dimana seorang polisi terekam dalam kamera video melakukan penangkapan terhadap terduga tindak kriminal dengan cara yang tidak manusiawi. Kegiatan penangkapan tersebut berujung pada tewasnya terduga tindak kriminal george floyd.
Video kekerasan yang dilakukan polisi tersebut tentu saja menyebar dengan cepat dan memancing reaksi panas dari masyarakat kulit hitam yang selama ini sering terkait dengan kasus kriminalisasi. Akhirnya video ini memancing sebuah gerakan demonstrasi besar-besaran bahkan mendapat dukungan dari beberapa negara lain.
Awalnya kegiatan demonstrasi ini bertujuan untuk meminta keadilan dari para polisi yang melakukan kekerasan pada george floyd, kemudian demonstran meminta pemangkasan dana untuk kepolisian karena dinilai bahwa dana kepolisian terlalu besar dan membuat polisi terlalu sering menggunakan alat yang terlalu mematikan.
Hari-hari di awal demonstrasi ini semuanya berlangsung damai dan rasional, tidak terjadi kekacauan sedikitpun dan gerakan ini juga mendapat respek dari seluruh masyarakat amerika serikat. Namun seiring berjalannya waktu semakin banyak kelompok yang masuk dalam gerakan protes ini dan membelokkan haluan dari awal gerakan ini dibuat.
Demonstrasi damai dan mendapatkan respek sontak dibenci oleh masyarakat amerika serikat yang memiliki akal sehat. Demonstrasi berubah menjadi kekacauan tanpa tujuan, pengrusakan dan juga penjarahan tak terelakkan dimana-mana, bahkan kasus kriminal pembunuhan langsung meningkat drastis sejak adanya gerakan ini.
Bahkan para perusuh sempat mengambil alih salah satu distrik di portland amerika dan memberi nama CHOP (capitol hill occupied protester). Distrik ini menjadi pusat kegiatan BLM dan mencoba menjadi daerah otonomi sendiri yang lepas dari yurisdiksi kepolisian amerika serikat. Proses ini bertahan cukup lama bahkan lebih dari dua bulan.
Setelah gagal mengambil alih distrik, kegiatan kerusuhan semakin menyebar luas di amerika serikat, selalu kota yang dijadikan sarang kerusuhan adalah kota dengan suara mayoritas dari partai demokrat seperti portland dan new york. Media oposisi juga selalu menyorot kasus ini dengan sebelah mata dan menimbulkan banyak tanda tanya.
Rencana Pengepungan
Setelah kegiatan kerusuhan yang terorganisir secara masal ini mulai mendapat perlawanan dari masyarakat komunitas setempat kegiatan kerusuhan sedikit mereda. Masyarakat komunitas setempat bahkan mengangkat senjata untuk mengusir para perusuh dari daerah yang mereka tinggali.
Disinyalir bahwa kegiatan pengepungan ini direncanakan oleh pihak yang mengklaim telah sukses mengorganisir gerakan pengambilalihan wall street, yang sejatinya tidak berjalan terlalu lancar pada tahun 2008 silam. Meskipun begitu gerakan ini berhasil menjadi inspirasi gerakan serupa di seluruh dunia.
Anehnya rencana kegiatan yang memiliki potensi kriminal ini tetap dibiarkan oleh twitter. Tidak terjadi pemblokiran pada postingan atau apapun guna membatasi informasi yang pastinya cukup berbahaya bagi masyarakat yang tidak mengetahui. Postingan ini bahkan sempat memancing ketakutan dari beberapa elemen masyarakat.
Anda bisa menemukan sendiri postingan terkait tentang rencana pengepungan gedung putih yang akan dilakukan pada tangga 17 september dan berlangsung hingga 3 november ini dengan tagar #WhiteHouseSiege. Entah bagaimana jadinya kegiatan ini akan berlangsung hingga kini masih belum ada yang bisa memastikan.
Dalam menanggapi hal ini sepertinya beberapa gerakan anti pemerintah tidak memiliki suara yang sama dalam rangka pengepungan. Mereka tidak memiliki plan yang jelas tentang apa yang akan dilakukan saat pengepungan, aspirasi apa yang akan dituangkan dan dengan alasan apa, tidak ada yang tahu.
Minimnya alasan inilah yang memancing reaksi masyarakat terkait rencana ini. Banyak masyarakat yang memiliki pandangan skeptis terhadap gerakan ini bahkan tidak sedikit yang menganggap ini hanyalah lelucon atau sekedar orang yang ingin melakukan tindakan kriminal dengan bebas.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kudeta pada distrik portland amerika bukanlah sebuah bentuk dari protes namun lebih pada kecenderungan untuk bebas berbuat kriminal. Dalam minggu pertama pengambilalihan distrik ini, sudah terdapat ribuan laporan tindakan kriminal mulai dari pencurian, penodongan hingga pemerkosaan.
Meskipun begitu polisi tidak bisa masuk karena blokade jalan yang dilakukan oleh para perusuh. Hal inilah yang memancing reaksi skeptis terhadap rencana yang diprediksi akan terjadi sama seperti tragedi CHOP. Yang masih mendukung rencana ini tentu saja masyarakat antifa yang selalu jadi sumber kekacauan selama ini.
Akankah Rencana Pengepungan Gedung Putih Berakhir Seperti Lelucon Penyerbuan Area 51
Banyak orang juga yang memprediksi kegiatan pengepungan ini akan berakhir seperti lelucon penyerbuan area 51. Area 51 sendiri merupakan daerah terbatas karena merupakan lokasi eksperimen militer milik amerika serikat, banyak orang yang merencanakan kegiatan penyerbuan ini karena mereka menganggap pemerintah menyembunyikan alien disini.
Seperti yang diprediksi, dari ribuan orang yang mengisi polling untuk hadir dalam kegiatan ini hanya beberapa puluh saja yang benar-benar datang ke lokasi. Dan tentu saja kegiatan ini pada awalnya adalah lelucon belaka yang dianggap terlalu serius oleh orang-orang yang tidak mengerti konsep lelucon ini.
Para peserta penyerbuan area 51 ini pada akhirnya hanya berdiri di depan pintu masuk terluar area 51. Banyak para peserta kegiatan ini yang mengenakan kostum aneh dan lucu, yang tentu saja mereka ini adalah orang-orang yang mengerti bahwa sejatinya rencana ini adalah lelucon yang disalah artikan.
Karena kasus seperti penyerbuan area 51 inilah maka banyak orang yang skeptis terhadap rencana yang akan berlangsung pada 17 september nanti. Banyak yang beranggapan bagaimana mungkin organisasi anarkis seperti antifa dan BLM bisa melakukan kegiatan pengepungan seenaknya.
Namun patut diwaspadai pula bahwa pengepungan bisa saja terjadi apabila pihak yang berwenang tidak waspada terhadap potensi terburuk. Faktanya kegiatan pendudukan secara paksa berhasil dilakukan di distrik portland dan berlangsung dengan waktu yang cukup lama. Sejauh apa potensi yang bisa terjadi, hingga kini belum ada yang tahu.
Yang pasti rencana pengepungan gedung putih ini telah membelah masyarakat amerika serikat menjadi dua bagian yakni masyarakat yang anarki dan anti pemerintah, kemudian ada pula masyarakat yang sudah lelah dengan kegiatan kerusuhan ini dan ingin kembali menjalani kehidupan sehari-hari yang damai dan aman.