Apa Formasi 3-4-3 yang Terbaik dalam Sepak Bola? Ini Penjelasannya!

Apa Formasi 3-4-3 yang Terbaik dalam Sepak Bola? Ini Penjelasannya

 

Akhir-akhir ini Timnas Indonesia asuhan Shin Tae Yong kerap kali menggunakan formasi 3-4-3. Selain itu, formasi ini juga kerap kali diidentikkan dengan Chelsea musim 2021-2022 dibawah asuhan Thomas Tuchel yang sukses mengantar Chelsea FC bertengger di posisi ke-3 Liga Primer Inggris.

Lantas, bagaimanakah cara kerja sistem 3-4-3? Dan bagaimanakah penerapannya pada formasi Chelsea FC di musim 2021-2022? Berikut penjelasan yang kami rangkum untuk Anda:

Sistem 3-4-3 Secara Umum

Pada formasi ini, sistem berjalan untuk melakukan tekanan yang ketat dan garis serang yang tinggi. Selain itu, strategi ini juga dapat diterapkan jika ingin bermain bertahan dan memanfaatkan serangan balik untuk mencetak gol.

Atau, jika pelatih mau, tim juga dapat menggunakan keduanya sekaligus. Tim dapat adaptif menyesuaikan formasi ketika menyerang dan bertahan.

Di dalam formasi ini terdapat 3 orang pemain belakang, 4 orang pemain tengah, dan 3 orang penyerang. Di lini belakang, 3 pemain berperan sebagai centre back (pemain bertahan tengah). Untuk bagian sayap yang kosong ketika bertahan akan diisi oleh 2 pemain tengah sayap.

Pemain sayap akan mundur bertahan ketika diserang dan akan maju membantu serangan ketika menyerang. Maka dari itu, pemain sayap dalam formasi ini haruslah diisi oleh pemain sayap yang piawai dalam hal menyerang sekaligus dalam hal bertahan.

2 pemain tengah yang tersisa akan berperan sebagai centre midfielder (gelandang tengah). 2 gelandang tengah berperan sebagai playmaker, memberikan asupan bola dari lini tengah ke lini serang.

Ketika bertahan, keduanya akan aktif melakukan tekanan untuk merusak proses bangun serang lawan. Pada bagian serangan terdapat 1 penyerang yang berperan sebagai pemain nomor 9. Sisanya diisi oleh 2 penyerang yang membantu penyerang tengah menjebol pertahanan lawan.

Bentuk Lain Sistem 3-4-3

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem 3-4-3 dapat adaptif ketika berada di dalam posisi menyerang dapat segera berganti menjadi bertahan, begitu pun sebaliknya. Bentuk dari sistem adaptif ini dapat dilihat dari perubahan bentuk formasi.

Ketika menyerang, formasi akan berubah menjadi 3-2-5. Di depan akan ada 5 pemain yang mengisi tiap lini serang. Hal ini terjadi karena gelandang sayap maju sampai ke garis pertahanan lawan untuk membantu serangan.

Ketika bertahan, formasi akan berubah menjadi 5-4-1 atau 5-2-3. 2 pemain sayap akan mundur membantu pertahanan. Sisanya, gelandang yang tersisa dan penyerang akan melakukan tekanan. Bisa juga membentuk garis pertahanan di tengah dengan 4 atau 5 pemain.

Formasi 3-4-3 juga sering disebut sebagai formasi 3-4-2-1. Hal ini dikarenakan pemain nomor 9 disokong oleh 2 pemain nomor 10. Bedanya 3-4-3 memiliki 3 penyerang yang sejajar. Sedangkan pada 3-4-2-1 2 pemain nomor 10 memiliki posisi yang sedikit di belakang penyerang tengah.

Formasi ini juga bisa menjadi formasi 3-4-1-2. Artinya, di depan terdapat 1 pemain nomor 10 dan 2 penyerang yang berada di posisi yang lebih depan.

Kelebihan dan Kekurangan Formasi 3-4-3

Formasi yang menawarkan formasi serangan yang kuat dan pertahanan yang kuat sekaligus tentunya memberikan keuntungan yang sangat baik. Akan tetapi, setiap keputusan tentunya memiliki sebuah kekurangan di dalamnya. Berikut kelebihan dan kekurangan formasi 3-4-3:

1. Kelebihan

Sistem 3-4-3 tentunya memberikan keseimbangan dalam hal menyerang dan bertahan. 3 penyerang dengan 2 nomor 10 akan membantu memberikan kelebihan pemain (overload) di bagian tengah lini. Ketika kehilangan penguasaan bola, ketiganya akan aktif bekerja melakukan counter-press.

Pemain sayap dapat menjaga kelebaran ketika menyerang. Hal ini akan membuat pertahanan lawan menjadi lebih renggang, terutama bagian tengah sehingga 3 penyerang lebih leluasa bergerak. Ketika bertahan, pemain sayap akan turun untuk menjaga lini sayap di garis pertahanan.

Pivot ganda dan 3 orang pemain bertahan tengah memberikan keuntungan yang baik ketika melakukan serangan balik melalui tengah. Sedangkan, ketika bertahan 5 orang pemain di garis belakang ditambah 2 orang gelandang tengah akan memberikan pertahanan yang baik.

2. Kekurangan

Kekurangan dari formasi ini ada di bagian sayap. Jika serangan balik lawan terjadi sangat cepat ketika 2 pemain sayap masih berada di garis depan, maka hanya akan menyisakan 3 bek tengah di garis pertahanan.

Ruang yang dijaga oleh 3 bek akan terlalu luas sehingga dapat dimanfaatkan lawan. Selain itu, kedua gelandang sayap harus selalu bekerja keras maju mundur untuk menguasai lini samping. Maka dari itu, kedua gelandang ini dituntut untuk memiliki fisik dan skill yang sangat baik.

Formasi Chelsea 2021-2022

Salah satu tim sepak bola yang terkenal menggunakan strategi ini adalah Chelsea FC dibawah asuhan Thomas Tuchel. Tuchel memberikan angin segar untuk Chelsea setelah sebelumnya bermain kurang baik selama diasuh oleh Frank Lampard.

Tuchel menggunakan sistem 3-4-3 di mana bek sayap menyerang ke depan. Bahkan bek sayap sering melakukan rotasi dengan kedua pemain nomor 10 untuk berada di posisi menembak. Pemain nomor 10 akan mundur atau menjaga kelebaran.

Pemain sayap yang berperan penting adalah Reece James, Ben Chilwell, dan Marcos Alonso. Performa Chelsea menjadi turun drastis ketika James dan Chilwell mengalami cedera. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pemain sayap pelapis yang layak.

Selain itu, yang unik dari formasi 3-4-3 Chelsea adalah adanya penggunaan wide centre-back. Ketika bek tengah Chelsea melihat ruangan yang kosong di lini sayap depan, makan ia akan masuk secara cepat ke ruang tersebut.

Hal ini akan memberikan kelebaran dalam garis serang sekaligus menambah jumlah pemain yang melakukan serangan. Bek yang memiliki peran ini adalah Cesar Azpilicueta dan Antonio Rudiger.

Formasi yang menarik, bukan? Jika Anda memiliki pemain sayap yang mumpuni dalam hal serangan sekaligus bertahan, maka formasi 3-4-3 bisa jadi formasi yang cocok untuk digunakan. Cocok bukan untuk pertimbangan strategi waktu main PES?