Vaksin Covid-19 yang Datang Bulan November Hanya untuk High Risk

Pemerintah Indonesia berupaya mengendalikan virus corona yang saat ini semakin menyebar di masyarakat. Hingga saat ini per Kamis 15/10/2020 jumlah pasien positif Corona di Indonesia sudah mencapai 345 ribu kasus. Data tersebut menunjukkan bahwa virus Corona semakin tidak terkendali.

Sample of test tubes. Original from Public Health Image Library, Centers for Disease Control and Prevention. Digitally enhanced by rawpixel.

Kurang tegasnya aturan pemerintah serta kebiasaan masyarakat yang abai terhadap bahaya corona menjadi salah satu penyebab virus ini sulit dikendalikan. Bukan hanya masyarakat yang terkena dampaknya,tenaga kesehatan juga banyak tertular virus tersebut. Langkah terbaik untuk menekan laju persebaran virus tersebut adalah dengan menggunakan vaksin.

Hingga saat ini beberapa perusahaan di luar negeri kabarnya telah menemukan vaksin untuk virus Covid-19 tersebut. Indonesia sendiri juga tengah berusaha mengembangkan vaksin, di Bio Farma. Namun vaksin tersebut masih dalam tahap uji klinis, sehingga kemungkinan vaksin tersebut baru bisa diproduksi pada awal 2021 mendatang.

Perusahaan vaksin di luar negeri telah menciptakan beberapa vaksin yang saat ini telah mencapai tahap ke-3 uji klinis. Oleh kerana itu kemungkinannya pada bulan November vaksin tersebut sudah bisa diproduksi secara masal. Pemerintah Indonesia kabarnya telah bekerja sama dengan 3 perusahaan untuk menyediakan vaksin untuk Indonesia.

Pemerintah Indonesia Membeli Vaksin dari 3 Perusahaan

Pemerintah Indonesia kabarnya telah mencapai kata sepakat untuk membeli Vaksin dari 3 perusahaan produsen luar negeri. Ketiga perusahaan tersebut adalah Casino, G42/Sinopharm, dan Sinovac. Berita tersebut disiarkan melalui laman resmi Kemenkomarives pada Senin (12/10/2020).

Pada hari Sabtu (10/10/2020) Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Duta Besar RI Djuahari Oratmangun dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir telah bertemu dengan ketiga pimpinan produsen vaksin tersebut untuk melakukan pembicaraan.

Vaksin yang akan dijual ke Indonesia jenisnya bermacam – macam, tergantung pada kapasitas produksi serta kesepakatan dengan pemerintah Indonesia. Pada bulan November 2020 nanti, perusahaan Casino akan memproduksi 100.000 dosis vaksin. Pada tahun 2021 nanti, Produsen Casino kabarnya sanggup memproduksi vaksin sekitar 15 – 20 juta dosis.

Sedangkan perusahaan G42/Sinpharm sendiri akan memproduksi 15 juta dosis vaksin selama tahun 2020 ini. Sebanyak 5 juta dosis akan didatangkan ke Indonesia pada bulan November 2020 mendatang. Sedangkan perusahaan Sinovac sendiri akan memproduksi 3 juta dosis selama tahun 2020 ini. Sebanyak 1,5 juta dosis akan didatangkan juga pada bulan November.

Seluruh Vaksin tersebut sudah memasuki tahap akhir uji klinis. Ketiga perusahaan tersebut kabarnya telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Pemerintahan China pada Juli 2020. Saat ini vaksin tersebut dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization EUA dari sejumlah negara di Dunia.

Vaksin yang Datang Bulan November Hanya untuk High Risk

Tampaknya masyarakat harus sabar menunggu vaksin Covid-19 tersebut, karena vaksin yang akan datang pada bulan November mendatang jumlahnya masih sangat terbatas. Oleh karena itu mereka yang termasuk kategori high risk saja yang akan mendapatkannya. Hal ini diutarakan langsung oleh Projeck Integration Manager R&D PT Bio Farma, Neni Nurainy melalui diskusi virtual, pada Kamis 15/10/2020.

Neny Nurainy mengutarakan bahwa pembelian obat penawar tersebut merupakan dalam rangka emergency penanganan Covid-19. Mengingat jumlah obat Corona masih sangat terbatas, jadi hanya orang – orang yang rentan tertular Covid-19 saja yang akan mendapatkannya. Untuk masyarakat luas, vaksin tersebut belum dapat dibagikan.

Neny menjelaskan bahwa orang yang rentan tertular contohnya seperti tenaga kesehatan (Nakes), TNI/Polri, dan yang lainnya. Neny juga menjelaskan bahwa Vaksin yang datang tersebut sudah dalam bentuk jadi, bukan bulk Vaksin. Tenaga kesehatan merupakan orang yang paling rentan tertular Covid-19. Sudah banyak kejadian dokter dan tenaga medis yang menangani pasien corona tersebut ikut tertular.

Vaksin yang dikembangkan oleh Bio Farma hingga saat ini masih dalam tahapan uji klinis. Target pemerintah dan Bio Farma sendiri obat tersebut akan rampung pada awal 2021 mendatang. Tetapi tidak tertutup juga kemungkinan bahwa obat penawar Corona tersebut bisa rampung lebih awal. Pihak Bio Farma saat ini tengah memproses Emergency Use Authorization (EUA) untuk obat penawar tersebut.

Dokter Meninggal Dunia Karena Covid-19 Terus Bertambah

Dokter dan tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam memerangi Covid-19 terus berguguran. Pada pekan ini, IDI mencatat empat orang dokter meninggal dunia akibat Covid-19. Dari catatan IDI, sebanyak 136 dokter telah gugur dalam melaksanakan tugas menangani pasien Covid-19.

Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI, DR Ari Kusuma Januarto mengutarakan bahwa kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan akibat Covid-19 semakin mengkhawatirkan. Ari Kusuma melanjutkan bahwa masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama dalam melaksanakan protokol kesehatan. Sehingga tenaga medis dan tenaga kesehatan tidak perlu lagi mempertaruhkan nyawa dalam memerangi virus corona tersebut.

Dilansir dari data IDI, dari 136 dokter yang gugur akibat Covid-19 tersebut, sebanyak 71 diantaranya merupakan dokter umum (4 guru besar), 63 orang dokter spesialis (5 guru besar), dan 2 dari residen wilayah atau provinsi, dan cabang kota/kabupaten. Penggunaan vaksin diharapkan dapat mencegah tenaga medis serta tenaga kesehatan terhindar dari Corona.

DR Ari Kusuma Januarto juga mengingatkan bahwa jumlah dokter yang berguguran akan terus bertambah jika masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan. Obat penawar yang akan datang pada bulan November akan diprioritaskan untuk tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk mengurangi bertambahnya korban meninggal Covid-19.

Peringatan Hari Cuci Tangan 15 Oktober, Kemenag Anjurkan Rajin Shalat dan Wudhu untuk Cegah Corona

Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia jatuh pada tanggal 15 Oktober. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Waryono mengingatkan masyarakat untuk rajin Shalat dan Wudhu karena bisa mencegah penularan virus Corona. Waryono menyebutkan bahwa gerakan mencuci tangan menggunakan sabun sudah menjadi budaya di pesantren.

Melalui tayangan You Tube Kementerian Kesehatan RI pada Kamis 15/10/2020, Maryono menjelaskan bahwa dengan menjalankan shalat sunah, kebersihan akan semakin terjaga sehingga dapat terhindar dari virus Corona. Saat hendak Shalat, berwudhu, maka senantiasa tangan menjadi bersih. Semakin rajin shalat membuat kebersihan tubuh semakin terjaga.

Waryono menturkan bahwa budaya rajin mencuci tangan yang diterapkan di pesantren sangat baik untuk mencegah penularan Covid-19. Saat ini masjid – masjid juga telah menerapakn Physical Distancing sehingga penularan virus dapat dicegah. Di setiap masjid sudah disediakan tempat cuci tangan dengan sabun, serta terdapat juga hand sanitizer.

Waryono menegaskan bahwa angka penularan virus Corona dapat diminimalisir terutama di pesantren. Hal ini bisa dilakukan karena pesantren menerapkan dilisplin tinggi. Hingga saat ini jumlah pasien positif corona memang terus bertambah. Namun harapan muncul karena jumlah pasien sembuh juga semakin banyak.

Per tanggal 15 Oktober 2020 dtercatat bahwa sebanyak 268 ribu orang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 di Indonesia. Hal ini tentu memberikan harapan baru bahwa Virus Covid-19 tersebut dapat dikendalikan nantinya.