Pelatih sepakbola Indonesia tidak kalah dengan pelatih asing, meskipun dilihat dari nilai kontrak sangat berbeda. Namun, ini tidak mengurangi integritas dan totolitas dalam menangani klub, bahkan, mampu menjuarai liga Indonesia.
Selain itu sudah banyak pelatih Indonesia sertifikat kepelatihan AFC atau FIFA, jadi soal kualitas tidk kalah dengan pelatih asing.Terdapat beberapa nama pelatih lokal yang sudah mampu membawa timnya menjadi juara liga Indonesia dari masih Perserikatan Galatama hingga sekarang.
1. Rahmad Darmawan
Rahmad Darmawan atau sering dipanggil coach RD ini bisa dibilang sebagai pelatih lokal tersukses. Pasalnya, ia dua kali memimpin tim besutannya menjadi juara Liga Indonesia. Pertama ketika Rahmad Darmawan melatih Persipura Jayapura di Divisi Utama 2005.
Kemudian ketika melatih Sriwijaya FC dan menjuarai Divisi Utama 2007. Tangan dingin Radmad Darmawan tentu menjadi incaran banyak klub domestik. Saat ini mantan Marinir ini menjadi pelatih Barito Putra saat ini ikut kompetisi Liga 1.
2. Daniel Roekito
Pelatih yang berasal dari Rembang ini pernah membungkam nama besar Persik Kediri. Tepatnya, di turnamen pada musim 2006 silam. Pada musim 2004 dan 2005, Persik dipastikan kehilangan dominasi untuk meraih juara liga.
Namun dengan tangan Daniel Roekito, Macan Putih kembali menjadi juara. Persik mengalahkan PSIS Semarang 1-0 di Final Liga Indonesia 2006 di Stadion Manahan Solo. Untuk saat ini, Daniel Roekito telah pensiun sebagai pelatih sepakbola Indonesia.
3. Djadjang Nurdjaman
Keberhasilan Persib Bandung merebut gelar Liga Super Indonesia 2014 tak lepas dari peran Djajdjang Nurdjaman. Tangan dingin dan kecerdikan orang yang akrab disapa Djanur itu berhasil mengembalikan kejayaan Persib.
Pada tahun 2014, Persib menjadi juara setelah mengalahkan Persipura, melalui adu penalti, dengan skor 5-4. Gelar tersebut merupakan yang pertama bagi Persiba di dekat Liga Indonesia.
Setahun kemudian, Djanur kembali memberikan gelar Piala Presiden 2015 untuk Persib. Di laga final tim besutan Djanur berhasil membungkam Sriwijaya FC 2-0 dan berhak menjadi juara.
4. Kas Hartadi
Pelatih Indonesia lainnya yang bisa dibilang sukses yaitu Kas Hartadi. Kas Hartadi mampu mengantarkan Sriwijaya FC menjuarai Liga Super Indonesia (ISL) pada musim 2011/2012. Pada saat itu terjadi dualisme kompetisi, Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Primer League (IPL).
Namun, Sriwijaya FC tetap fokus di ISL, diikuti oleh sebagian besar klub. Alhasil, di akhir musim, Lasker Won Kito mampu memantapkan dirinya sebagai juara.
Awalnya, Kas Hartadi hanya menjadi asisten pelatih Ivan Kolev. Namun di tengah jalan ia menjadi pelatih kepala dan mampu mendatangkan juara Sriwijaya FC.
5. Pelatih Sepakbola Indonesia Rusdy Bahalwan
Rusdy Bahalwan merupakan pelatih yang mengantarkan Persebaya Surabaya menjadi juara Liga Indonesia tahun 1996 hingga 1997. Saat itu, tim bernama Bajul Ijo menjadi klub paling dominan diantara klub lain.
Persebaya maju ke babak 12 sebagai juara Wilayah Barat. Kemudian bergbung di Grup A, Persebaya juga mampu melaju ke babak delapan besar sebagai juara grup. Setelah mengalahkan PSM Makassar 3-2 di semifinal dan Bandung Raya 3-1 di final, Persebaya menjuarai Liga Indonesia bersama.
Dari babak 12 besar hingga final, Bajul Ijo tak terkalahkan.
Waktu itu, pelatih Rusdy juga terbantu dengan komposisi tim Persebaya. Bajul Ijo mengandalkan para pemain terbaik nasional nasional dan internasional seperti Uston Nawawi, Aji Santoso, Sugantoro, Jackson Tiago dan Carlos de Mello.
6. Sofyan Hadi
Sofyan Hadi adalah sosok pelatih sepakbola indonesia yang memiliki arti penting bagi Persija Jakarta. Ia memimpin tim ibu kota dan menjadi juara sebagai pemain dan pelatih.
Sembari bermain agresif, Sofyan Hadi mengantarkan Persija meraih gelar Perserikatan pada tahun 1973, 1975, dan 1979. Setelah menunggu selama 21 tahun, Sofyan Hadi mengantarkan Persija menjadi Juara Liga Indonesia 2001 sebagai juru taktik.
Di tangan Sofyan Hadi, permainan Persija bermain dengan teknik yang tinggi. Komposisi pemainnya pun sesuai dengan keinginannya. Performanya ditopang oleh sederet pemain berkualitas.
Namun, tidak mudah menggabungkan pemain senior seperti Widodo C. Putro dengan pemain muda seperti Bambang Pamungkas.
Namun, Sofyan Hadi mampu mewujudkan visinya memainkan pemain bintang yang menjadi kendala tim pada musim sebelumnya. Alhasil, gelar juara tahun 2001 diraih berkat efek sinergis para pemain, pelatih, dan suporter Persija.
7. Jaya Hartono
Persik Kediri menggemparkan sepak bola Indonesia di awal tahun 2000-an. Dalam tiga musim, Macan Putih mampu menembus kasta teratas dari Divisi 2, Divisi 1 hingga Divisi Satu.
Pada Divisi Utama 2003 menjadi puncak kejayaan Persik Kediri karena berhasil meraih juara. Saat itu Macan Putih sedang dilatihi Jaya Hartono, pelatih asal Medan yang sudah berdomisili di Jawa Timur.
Di sisi lain, Divisi Utama tahun 2003 berlangsung dalam format satu wilayah. Persik menjadi juara di akhir musim, 38 pertandingan, 18 kali menang, 13 kali seri dan sisanya kalah.
8. Jafri Sastra
Pelatih kelahiran Payakumbuh Sumatera Barat ini mengawali karirnya sebagai pelatih klub lokal di Divisi 1 dan 2. Namanya tak setenar pelatih sepakbola Indonesa yang sudah malang melintang , seperti Benny Dollo, Ramad Dharmawan serta Jacksen F. Tiago.
Popularitasnya memang tidak terlalu besar, namun tidak menjadikan Jafri sebagai pelatih yang bisa dipandang sebelah mata.
Saat melatih Semen Padang, ia memadukan pemain luar dan talenta lokal seperti David Pagbe, Yu Hyunko, Henky Ardiles, Jandia Eka Putra dan Novan Setia Sassonko menjadi pemain terbaik di Indonesia.
Hasil racikannya itu terbukti membuatnya dapat berbicara banyak di kompetisi Indonesia Super League (ISL). Padahal semen padang adalah jebolan dari Indonesia Primer League (IPL) yang saat itu memang terjadi dualise kompetisi.
Pada tahun 2014 Jafri mampu membawa semen padang lolos 8 besar ISL, dan mampu melaju hingga perempat final Piala AFC 2013. Prestasi ini sangat berbeda dengan klub-klub IPL sebelumnya seperti Persijap Jepara, Persiba Bantul dan PSM Makassar yang tak berdaya di kancah ISL.
Tak hanya Semen Padang, Jafri pun bangga atas kiprahnya melatih Mitra Kukar. Ia membawa klub Pulau Kalimantan itu menjuarai Piala Sudirman 2015 setelah mengalahkan Semen Padang 2-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
9. Indra Sjafri
Indra pertama kali dikenal publik saat memimpin timnas U-19 menjuarai AFF U-19 2013 dan berlaga di Piala Asia U-19 2014. Keistimewaan Indra adalah kejeliannya dalam mengincar bibit-bibit muda.
Menilik Timnas U-19, nama-nama bintang muda seperti Evan Dimas, Iram Udin, Putu Gede hingga Hansamu Yama sukses diorbitkan oleh pelatih berusia 53 tahun itu. Bakat ini juga menopang Bali United yang menawarkan kontrak berdurasi lima tahun.
Rencananya, Indra didapuk untuk mengembangkan sepak bola Bali dengan mengandalkan bibit-bibit muda lokal.
Indra tidak bisa menang di beberapa turnamen besar seperti Piala Sudirman dan Piala Bayangkara. Namun, gaya permainan atraktif yang mengandalkan umpan-umpan pendek patut diacungi jempol.
Pada kompetisi Indonesia Soccer Championship A (TSC) 2016, Indra bisa dikatakan berhasil menjalankan misinya. Karena berhasil membuat Gede Sukadana dan kawan-kawan mengumpulkan 2 poin dari 2 hasil imbang untuk membawanya ke posisi 8.
Di Indonesia saat ini sudah banyak pelatih lokal yang mempunyai kualitas bagus dan memiliki sertifikasi pelatihan dari AFC maupun FIFA. Kualitas pelatih sepakbola Indonesia yang semakin bagus dan banyak diharapkan juga bisa meningkatkan sepakbola tanah air semakin berprestasi.