Indonesia Resesi, Akankah Seburuk Singapura Dan Korea Selatan

Indonesia resesi

Jika berbicara mengenai resesi tentu saja masih banyak masyarakat awam yang belum paham mengenai istilah ini. Nantinya pasti akan sangat banyak kesalahan dalam penafsiran istilah resesi ini sendiri. Indonesia resesi bukanlah sebuah akhir dari negara ini dan harus membuat panik seluruh masyarakat jika masyarakat memahami apa itu resesi.

Karena ketidaktahuan masyarakat terkait dengan istilah resesi itu sendiri ada sangat banyak informasi yang disalahgunakan untuk memicu kepanikan masyarakat. Kabar mengenai indonesia resesi ini bahkan sudah sampai di daerah pinggiran dan membuat masyarakat was-was akan situasi ekonomi di indonesia.

Apakah Anda Harus Panik Saat Indonesia Resesi

Tentu saja saat resesi hal terakhir yang harus anda lakukan adalah panik, melihat situasi indonesia sekarang ini yang masih biasa-biasa saja tentu anda tidak perlu panik berlebihan. Sejauh ini ekonomi masih berjalan lancar, jumlah konsumsi dan produksi di dalam negeri juga masih terkontrol seimbang.

Anda tak perlu panik karena adanya resesi selama anda masih memiliki profesi yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan ekonomi internasional. Jika bisnis saham adalah mata pencaharian anda maka anda perlu panik dengan kabar resesi ini karena tentu saja resesi akan memukul perekonomian internasional indonesia dengan sangat keras.

Kemungkinan indonesia tidak akan terlalu terpengaruh efek dari resesi ini, karena sudah menjadi rahasia umum kalau lebih banyak masyarakat kelas menengah ke bawah daripada masyarakat elit. Dan masyarakat kelas menengah kebawah di indonesia tentunya sangat resisten terhadap resesi.

Mengapa kelas ekonomi menengah kebawah akan tahan terhadap resesi jawabannya adalah karena mayoritas konsumsi dari masyarakat masih berasal dari dalam negeri. Pangan contohnya, indonesia masih mampu memproduksi sendiri sembako tanpa bergantung seutuhnya pada impor luar negeri.

Apa Yang Membuat Negara Bisa Dikatakan Resesi

Ada beberapa faktor yang tentunya membuat sebuah negara dikatakan terjebak dalam masa resesi. Sejauh ini indonesia masih belum memenuhi semua syarat agar bisa dikatakan indonesia masuk dalam kategori resesi. Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan sebuah negara masuk dalam masa resesi.

1. Ketimpangan Antara Konsumsi Dan Produksi Dalam Negeri

Sebuah negara akan beresiko masuk masa resesi apabila terjadi ketimpangan antara produksi dan konsumsi. Penumpukan produksi dan kemudian ditambah dengan melemahnya ekonomi akibat menurunnya daya beli mengakibatkan stok barang dalam negeri menjadi berlebih, akhirnya negara tersebut harus melakukan ekspor masal.

Begitu pula sebaliknya apabila konsumsi masyarakat melebihi kemampuan produksi dari suatu negara yang mengakibatkan masyarakat kekurangan suplai dari kebutuhan mereka. Hal ini tentunya memicu kegiatan impor besar-besaran yang sudah pasti tidak baik untuk kesehatan sebuah negara.

2. Perlambatan Ekonomi, Atau Bahkan Kemerosotan Ekonomi

Terjadinya perlambatan ekonomi bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari peperangan, embargo, hingga tidak mampunya sebuah negara memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sejauh ini kegiatan ekonomi di indonesia masih begitu-begitu saja, tidak terjadi kenaikan atau penurunan yang signifikan.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi indonesia sangat lambat, jika hal ini saja yang dijadikan faktor dari resesi, sudah pasti indonesia resesi sejak tahun 1998 hingga saat ini karena pertumbuhan ekonomi di indonesia cukup lambat. Namun faktor lain tentunya harus diperhitungkan dan bukan hanya perlambatan ekonomi saja.

3. Nilai Impor Jauh Melebihi Nilai Ekspor

Pada poin ini indonesia harus was-was karena kegiatan impor indonesia terbilang tidak stabil. Misalnya saja harga barang pokok di pasaran yang terkadang melambung tinggi membuat negara harus melakukan impor untuk menstabilkan harga pasar agar daya beli masyarakat indonesia kembali terangkat.

Memang banyak kasus impor yang tidak jelas di indonesia, namun hal ini bukanlah sebuah acuan yang bisa membuat negara ini dikatakan melakukan kegiatan impor berlebih. Apabila barang impor tersebut merupakan kebutuhan maka aktivitas impor tidak bisa dipermasalahkan karena tidak berdampak signifikan pada perekonomian.

4. Terjadi Inflasi Dan Deflasi Yang Tinggi

Tidak selamanya inflasi itu merugikan, terkadang inflasi memang dibutuhkan untuk mengerek harga dari aset yang dimiliki oleh masyarakat kelas bawah. Inflasi yang terlalu tinggi juga tidak baik karena sudah pasti daya beli masyarakat rendah tidak akan mampu mengikuti arus inflasi yang terlalu kuat.

Banyak orang awam yang mengatakan jika deflasi adalah hal yang menguntungkan, artinya barang akan banyak yang murah dan masyarakat miskin bisa mencukupi kebutuhannya. Belum tentu, apabila terjadi deflasi yang lebih kuat maka produksi dari perusahaan tidak akan tertutup dari hasil penjualan yang rendah akibat deflasi.

Akibatnya produksi dari perusahaan tersebut akan berkurang dan pada akhirnya tetap sama, akan terjadi kelangkaan barang karena ketidakmampuan sebuah perusahaan melakukan produksi. Setelah terjadi kelangkaan barang nantinya akan terjadi kenaikan harga karena permintaan pasar yang tinggi dari produk tertentu.

Lalu Apa Sebenarnya Resesi Itu Sendiri

Resesi adalah masa dimana terjadi perlambatan dari sesuatu. Dengan begitu maka resesi ekonomi adalah terjadinya perlambatan pertumbuhan atau bahkan kemerosotan pertumbuhan ekonomi di suatu negara yang dipicu oleh berbagai faktor. Resesi ekonomi ini bukanlah hal yang buruk, namun tidak pula menguntungkan.

Bagaimana mungkin resesi itu tidak buruk, tentu saja bagi kalangan tertentu resesi tidak akan berpengaruh besar pada kehidupan mereka. Masyarakat yang hidupnya tidak terlalu bergantung pada kegiatan perekonomian yang rumit, sejauh ini tidak akan terkena dampak dari resesi tersebut.

Sebagai contoh dari masyarakat yang kemungkinan kecil akan merasakan akibat resesi adalah petani dan peternak tradisional dengan penghasilan yang minim. Sejauh ini kehidupan mereka begitu-begitu saja, tidak terjadi kenaikan yang berarti dari taraf hidup, dan tidak pula terjadi kemerosotan dalam hidup mereka.

Gaya hidup masyarakat miskin di indonesia sejak dulu tidak pernah berubah dan tak akan pernah berubah apabila kebijakan pemerintahan dalam menangani kemiskinan tidak berubah. Lalu masyarakat mana yang paling terpengaruh dalam masa resesi seperti yang diperkirakan oleh banyak ahli?

Yang paling merasakan akibat dari resesi adalah masyarakat kelas menengah di indonesia, mereka akan merasakan harga dari kebutuhan tersier yang tinggi. Kemungkinan besar mereka tidak bisa lagi gonta-ganti ponsel setiap bulannya karena nilai tukar rupiah yang merosot terhadap mata uang luar negeri.

Bagaimana mungkin masyarakat dengan kelas menengah bisa gonta-ganti ponsel tiap bulannya, pada faktanya masyarakat kelas menengah di indonesia mengejar prestise dengan cara tampil seperti orang kaya meskipun dana yang diperoleh merupakan dana yang tidak seharusnya digunakan untuk kebutuhan tersier.

Gaya hidup masyarakat kelas menengah di indonesia sangat berbahaya karena cenderung memaksakan kemampuannya untuk mengejar status sosial. Jika yang dikejar dari masyarakat miskin di indonesia adalah sesuap nasi, maka yang dikejar dari masyarakat kelas menengah di indonesia adalah pengakuan sosial.

Sebuah lonjakan yang sangat signifikan dari masyarakat kelas menengah dan kelas bawah. Inilah yang mungkin akan terasa pudar saat indonesia resesi karena kemungkinan masyarakat kelas menengah akan banyak yang turun kasta menjadi masyarakat ekonomi lemah karena ketidakmampuan dalam beradaptasi dalam perubahan arus ekonomi.