Turah Parthayana Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Mengapa Kasus Seperti Ini Terus Bermunculan

turah parthayana

Beberapa waktu lalu sempat ada berita yang menghebohkan twitter bahkan sempat menjadi trending topik di twitter. Sebuah kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang youtuber indonesia yang kini berdomisili di rusia yakni turah parthayana. Kasus ini mencuat setelah ada unggahan di twitter yang menjelaskan kronologi kasus ini.

Sebelum kasus ini ramai di dunia maya, sebenarnya sudah terjadi upaya mediasi antara pihak korban berinisial JA dan juga turah parthayana. Namun karena adanya kebuntuan dan belum jelasnya proses hukum yang akan ditempuh akhirnya pihak PPI selaku perwakilan dari korban memutuskan untuk mengunggah kasus ini agar mendapat atensi khusus.

Kronologi Pelecehan Seksual

Awal mula kasus pelecehan seksual ini terjadi adalah ketika  turah parthayana mengajak JA untuk menonton film horor bersama dengan salah seorang kawannya berinisial D di kamar no 430 asrama parus, tomsk rusia. Awalnya kegiatan nonton film horor ini berjalan seperti biasa, namun kejadian luar biasa terjadi setelah D tertidur.

Alih-alih menonton film horor, turah parthayana justru melakukan pelecehan seksual terhadap JA. korban sempat menolak namun turah parthayana tetap saja memaksa korban dan terjadilah sebuah peristiwa pelecehan seksual. D yang pada saat itu berada di lokasi tidak mengetahui kejadian tersebut karena ia sudah tidur.

Turah parthayana sempat mengancam pada JA untuk tidak memberitahukan orang lain terhadap insiden ini. JA yang ketakutan setelah diancam turah parthayana akhirnya memberitahukan kekasihnya terhadap peristiwa naas yang menimpanya ini. Kekasih JA sontak emosi dan sempat terjadi percekcokan antara kedua belah pihak.

Percekcokan antara turah parthayana dan kekasih JA ini bahkan sampai mengakibatkan kacamata turah parthayana rusak. Pihak korban akhirnya melaporkan kejadian ini kepada pihak PPI atau perhimpunan pelajar Indonesia di Rusia. Pihak PPI sempat mengadakan mediasi antara JA dan turah parthayana namun menemui jalan buntu.

Karena kebuntuan inilah akhirnya pihak PPI memutuskan untuk mengangkat kasus ini ke twitter agar mendapatkan atensi yang lebih dan juga untuk memberikan inspirasi bagi para korban pelecehan seksual di luar sana terutama di indonesia yang seringkali terlalu takut untuk mengutarakan kasus pelecehan yang menimpanya.

Sudah menjadi rahasia umum apabila di indonesia kasus pelecehan seksual adalah hal yang sangat tabu dan korban seringkali lebih memilih untuk diam karena malu akan kejadian yang menimpanya. JA yang menjadi korban pelecehan seksual awalnya juga enggan mengutarakan hal ini, namun akhirnya ia berani karena sudah tertekan akibat kasus ini.

Korban pelecehan seksual khususnya di indonesia lebih memilih diam karena stigma yang akan dibawanya setelah menjadi korban pelecehan seksual tidak akan pulih begitu saja. Bahkan nama baik dari korban akan tercoreng karena menjadi korban pelecehan seksual, hal ini tentu saja membuat banyak korban untuk memilih diam.

Dalam konteks kasus pelecehan seksual mungkin perlu adanya sebuah sosialisasi ulang agar nama baik dari korban kasus pelecehan seksual bisa dipulihkan. Meskipun sepertinya hal ini sulit namun hal ini terus diupayakan terutama oleh komnas perlindungan anak dan perempuan yang sering menerima laporan kasus pelecehan seksual.

Mengapa kebanyakan wanita yang menjadi korban kekerasan seksual memilih diam adalah karena mereka lebih takut namanya akan tercoreng di lingkungannya, di cap dengan stigma buruk karena menjadi korban pelecehan seksual bukanlah hal yang koheren jika dipikirkan dengan lebih dalam.

Bagaimana mungkin seorang wanita yang menjadi korban, seseorang yang dirugikan justru dikucilkan karena kesialan yang menimpanya. Bukankah seseorang yang menjadi korban kasus pelecehan seksual harus diterima dengan tangan terbuka oleh lingkungannya untuk memberikan dukungan moral atas peristiwa yang menimpanya.

Seharusnya wanita yang menjadi korban pelecehan seksual tidak perlu dipermalukan lebih dalam karena kasus yang menimpanya. Namun entah mengapa masyarakat di indonesia memiliki pandangan yang berbeda terhadap kasus seperti ini. Memang tidak semua warga memiliki pandangan yang sama terhadap korban pelecehan seksual.

Ada masyarakat yang memberi dukungan moral terhadap korban pelecehan seksual, ada pula yang justru mencibir korban dari tindakan pelecehan seksual. Cibiran inilah yang kadangkala lebih banyak diterima dari korban pelecehan seksual dan membuatnya urung untuk melaporkan kejadian yang menimpanya.

Indonesia sebenarnya sudah memiliki peraturan dan juga hukum yang bisa menjerat pelaku kekerasan seksual, baik itu terhadap pria maupun wanita. Namun apabila korban kekerasan seksual tidak melaporkan kasus yang menimpanya tetap saja proses hukum tidak akan berjalan karena tidak ada yang tahu akan kasus ini.

Untuk itu keberanian dari JA ini harusnya bisa menjadi salah satu pemicu para korban kekerasan seksual untuk melaporkan kejadian yang menimpanya, bukan malah mengubur kejadian ini dalam-dalam dan menjadi beban mental yang kelak mungkin akan menyengsarakan kehidupannya sebagai korban.

Keberanian JA untuk mengunggah kasusnya ini di media tentunya patut mendapatkan apresiasi karena bisa memantik semangat dari para korban di luar sana. Proses hukum terhadap para pelaku tindakan kekerasan seksual harus dilaporkan agar kejadian seperti ini tidak terus berulang tanpa adanya efek jera pada pelakunya.

Komentar Manajemen Turah Parthayana Atas Kasus Ini

Pihak manajemen dari turah parthayana tidak menampik adanya dugaan pelecehan seksual ini. Bahkan pihak manajemen telah meminta maaf karena gagal mendidik talentnya hingga melakukan tindakan yang tidak terpuji. Sejauh ini pihak manajemen turah telah menyatakan bahwa talentnya telah menerima sanksi sosial.

Turah parthayana dikeluarkan dari PPI rusia dan telah dipindahkan pula dari asrama tempat ia tinggal. Sebelumnya turah parthayana dan korban memang satu asrama, kini turah tidak bisa menemui korban karena sanksi sosial yang diterimanya. Bahkan kasus ini telah dilimpahkan pula ke KBRI rusia untuk tindak lanjut.

Masih belum jelas proses hukum yang akan menimpa turah parthayana atas tindakan tidak terpujinya ini, apakah nantinya kasus ini akan dilimpahkan pada pihak berwajib rusia, atau akan dibawa pulang ke indonesia untuk menuntaskan kasus ini. Pihak KBRI sendiri masih terus memantau kasus ini.

Siapa Sebenarnya Turah Parthayana

Bagi yang masih asing dengan nama turah parthayana, ia adalah seorang pembuat konten youtube asal indonesia yang kini menempuh pendidikan di salah satu universitas di kota tomsk rusia. Mahasiswa asal bali ini mengaku nekat menuntut ilmu di luar negeri meskipun sebelumnya ia mengaku belum pernah keluar jauh dari bali.

Konten dari akun youtube milik turah parthayana merupakan konten yang sebenarnya cukup menarik dan lucu untuk disaksikan. Beberapa kali ia mengunggah konten bagaimana budaya rusia, gaya hidup rusia, dan juga apa-apa saja yang berkaitan dengan kehidupan mahasiswa di rusia. Kanal youtube nya juga terbilang sukses dan memiliki banyak pengikut.

Ia juga nampak beberapa kali membuat konten youtube dengan teman-teman wanitanya yang juga kemungkinan merupakan mahasiswa di rusia juga. Salah satu konten yang paling kontroversial adalah konten prank turah parthayana yang menghamili wanita rusia, tentu saja konten tersebut adalah sekedar hiburan semata.